Jumat, 09 November 2012

6 Anak Badak Jawa Terpantau Kamera

JAKARTA,KOMPAS.com - Rekaman kamera video jebakan periode 2012 di Taman Nasional Ujung Kulon menangkap keberadaan enam anak badak jawa. Muncul harapan peningkatan populasi spesies endemik paling terancam punah di Indonesia itu.

”Ini kabar menggembirakan. Paling tidak, ada enam anak badak jawa baru,” kata M Haryono, Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), di Jakarta, Kamis (8/11/2012). Keenam anak badak jawa (Rhinoceros sondaicus) itu berusia 1-2 tahun, yang ditandai dari anakan yang mengikuti induknya menelusuri hutan.

Badak jawa dewasa bersifat soliter (penyendiri). Berpasangan ketika musim kawin tiba.

Haryono memastikan keenam anak badak itu berbeda individu dengan temuan lima anakan pada tahun 2011. ”Lima badak yang tampak pada monitoring 2011 juga terekam. Total ada 11 anak badak terlihat,” kata dia.

Identifikasi dilakukan dengan melihat bentuk cula, telinga, lipatan kulit badan, dan tekstur kulit pelipis. Video jebakan dipantau 6-8 bulan.

Kini, detail laporan ini masih didalami. Laporan akhir pemantauan akan dipublikasikan Desember 2012.

TNUK menggunakan 40 kamera jebakan yang diganti kartu perekam dan baterai sebulan sekali. Beberapa bulan lalu, Balai TNUK mendapat bantuan 120 kamera jebakan dari WWF-Indonesia. Namun, kamera ini baru akan dioperasikan tahun 2013 setelah ditetapkan titik pemasangannya.

Bawa konsekuensi

Direktur Program Kehutanan WWF Indonesia Anwar Purwoto mengatakan, peningkatan populasi badak jawa juga meningkatkan kebutuhan pakan dan areal. Di sisi lain, habitat badak terus terdesak tanaman invasif jenis palem-paleman, terutama jenis langkap (Arenga obtusifolia).

Pembersihan tanaman langkap di Ujung Kulon mendesak. Langkah ini bisa memulihkan keseimbangan ekosistem yang akhirnya menambah populasi tanaman pakan yang dibutuhkan badak.

Isu terakhir, badak jawa membutuhkan habitat kedua. Target 2015 pada Strategi Rencana Aksi Badak Indonesia 2007, terdapat dua habitat badak jawa dan satu suaka dengan populasi 70-80 individu. Tahun 2007, badak jawa di habitat aslinya diperkirakan berjumlah 50-60 ekor.

Anwar mengatakan, WWF-Indonesia telah mengkaji empat lokasi calon habitat baru. Empat lokasi itu Hutan Baduy, Taman Nasional Halimun-Salak, Cagar Alam Sancang, dan Cikepuh. Mayoritas berada di Jawa Barat.

Butuh waktu 1-2 tahun untuk memastikan habitat kedua yang cocok. Persiapan panjang dan matang penting untuk meyakinkan lokasi itu menyediakan pakan, alam, dan kondisi yang mendukung kelangsungan hidup badak jawa.

Sebelumnya, ada rencana memagari sebagian kawasan TNUK untuk melindungi badak jawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar